Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pengusaha Malang Ini Menjadi Pusat Perhatian di Medsos

Kamis, 06 Juli 2023 | Juli 06, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-06T08:02:59Z
 

Wiki Berita-

Pengusaha di Malang baru-baru ini menjadi pusat perhatian netizen di media sosial.Hal ini lantaran pengusaha tersebut mengaku bernasib apes setelah mengklik tautan yang disebarkan di WhatsApp.

Pengusaha Malang itu mengaku kehilangan uang tabungan dalam sekejap setelah mengklik tautan tersebut.

Jumlah tabungannya yang hilang pun terbilang besar yaitu miliaran rupiah.
pengusaha bernama Silvia Yap (52) mengaku mendapat pesan berisi tautan undangan pernikahan berformat APK.
Pengusaha aksesoris kendaraan itu pun membuka tautan undangan pernikahan tersebut.
Tak disangka setelah mengklik tautan itu ia justru harus kehilangan uangnya sebesar Rp 1,4 miliar di rekening tabungannya.

Uangnya hanya disisakan Rp 2 juta saja.
Merasa aneh dengan aktivitas tersebut, ia pun segera mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim, Rabu (5/7/2023).

Didampingi Hilmy F Ali selaku pengacaranya, wanita berusia 52 tahun itu membawa sejumlah berkas yang diajukan sebagai barang bukti dugaan kasus akses ilegal yang dilakukan bank pelat merah di Lawang.
Hilmy menceritakan, uang sebesar Rp 1,4 miliar di rekening kliennya raib dalam jangka waktu semalam.
"Uang klien kami sebesar Rp 1,4 miliar ludes. Sisa hanya sekitar Rp 2 juta," kata Hilmy kepada wartawan.

Saat menelusuri ternyata ada belasan transaksi yang memindah uang kliennya ke sejumlah rekening.

Sebagian transaksi berbentuk top up pulsa sebesar Rp 40 juta. Hal itu dianggap aneh oleh korban.

Pasalnya, selama menjadi nasabah bank tersebut, ia belum pernah mengaktivasi atau pun memiliki akun m-Banking untuk nomor rekeningnya.
Silvia pun lantas mengingat bahwasannya ia baru saja mengklik sebuah tautan undangan pernikahan di WhatsApp miliknya.

Ia mengaku mendapatkan sebuah pesan dari nomor tak dikenal yang mengirimkan sebuah software aplikasi (APK).

Aplikasi tersebut berukuran 5 MB, dengan bertuliskan 'Undangan Pernikahan' dalam font tulisan bercetak tebal, pada pukul 10.00 WIB, Rabu (24/5/2023).

Kemudian korban menekankan klik pada pesan tersebut, yang ternyata muncul gambar undangan seperti brosur iklan.
Merasa aneh, selanjutnya korban memblokir nomor pengirim pesan tersebut.
Masih di hari yang sama, pada pukul 21.00 WIB, terdapat pemberitahuan masuk bahwa terdapat SMS atau Email yang menjelaskan adanya upaya aktivitas akses ilegal yang masuk ke emailnya.

Karena hal tersebut, kemudian korban memindahkan data ke HP yang lain menggunakan Smartswitch. Lalu mengganti Password Email.

"Akhir Mei 2023, klien kami menerima undangan pernikahan digital. Undangan tersebut diklik di-close. Di handphone-nya ada beberapa aplikasi mobile banking."

"Ada beberapa bank, kurang lebih 6 mobile banking," ujar Hilmy F Ali.
"Tapi, anehnya yang kebobol hanya BRImo. Kemudian, setelah klien kami ngecek di situ ada saldo yang semula ada dalam rekening BRI Prioritas, itu berkurang sampai dengan Rp1,4 miliar," tambahnya.

Pada Rabu (25/5/2023) sekitar pukul 21.00 WIB terdapat notifikasi dari email yang memberitahukan bahwa terdapat transfer dana dari dua nomor rekening bank plat merah milik korban, ke tiga nomor rekening tak dikenal.

Selain itu, ada juga transaksi aneh tak dikenal via m-Banking layanan perbankan, lalu beberapa transfer dana ke QRIS, dan beberapa dana ke pulsa ke sebuah nomor ponsel tak dikenal.

Jika ditotal, jumlah transaksi yang tidak lakukan dari rekening korban mencapai angka sebesar Rp1,4 miliar.
Terkurasnya uang kliennya itu, melalui belasan kali transaksi sejak pukul 22.00 WIB, hingga 03.00 WIB, yang tak diketahui oleh pihak korban.
Saat korban memeriksa jumlah total tabungannya. Ternyata, hanya bersisa sekitar dua juta rupiah.
"Keluarnya uang itu melalui BRImo, itu transfer pindah ke rekening bank lain. Kemudian ada yang BRIVA. Ada juga yang melalui top up, pulsa senilai 40 juta."

"Dari jam 22.00 malam sampai jam 03.00 WIB, total ada belasan transaksi. Sudah, keesokan paginya sudah diblokir tapi sudah terkuras, tersisa cuma Rp 2 jutaan," ungkap Hilmy.

Berdasarkan keterangan dari korban. Hilmy menjelaskan, meskipun terdapat transaksi dengan nominal besar hingga miliaran rupiah, ternyata dari pihak perbankan tidak memberikan pemberitahuan kepada kliennya.

Padahal, sejak awal, lanjut Hilmy, korban tidak pernah mengunduh dan menginstal aplikasi layanan perbankan tersebut dalam ponsel miliknya.
"Anehnya, klien kami ini tidak pernah mengunduh atau mendownload aplikasi BRImo ini. Ketika di cek mutasi rekening, beralihnya dari BRImo. Siapa yang menginstall BRImo ini," lanjutnya.

"Padahal, kalau mengaktifkan mobile banking itu harus konfirmasi double check juga, tapi di BRI belum seperti itu," jelasnya.

Bahkan saat memeriksa detail nomor kontak dalam aplikasi perbankan 'yang tidak pernah diinstal' oleh korban. Ternyata menggunakan nomor ponsel lain yang tak dikenali oleh korban.
"Beda. Jadi si pelaku membuat nomor akun Brimo sendiri, yang lain daripada milik klien kami. Tapi setelah memiliki akses ke rekeningnya (korban)," tambahnya.

Hilmy mengaku, pihaknya telah berupaya berkomunikasi dengan pihak perbankan tempat sang kliennya menyimpan uang tersebut.
Hasilnya, pihak perbankan tidak dapat menjelaskan ataupun memberikan solusi sebagai gamblang atas permasalahan tersebut.
"Sebagai nasabah prioritas, klien kami menuntut haknya kembali, namun tidak digubris oleh pihak bank," tutup Hilmy.

Sumber:Tribun.Com



×
Berita Terbaru Update